Narkoba
merupakan salah satu bahaya mematikan yang ada di era postmodern ini, namun bahaya yang sangat mematikan ini
berkembang pesat dan bahkan sulit dicegah perkembangannya dalam masyarakat. Dengan berbagai cara
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab mencoba untuk menyembunyikan benda
berbahaya ini, misalnya menyeludupkan
di dalam box bayi, dalam buku, dan bahkan dalam anggota tubuh manusia. Menurut
data di indonesia pecandu narkoba sampai dengan tahun 2015 mencapai 4,2 juta
orang.
Narkoba
merupakan bahan-bahan kimia yang merupakan singakatan dari narkotika,
psikotropika dan bahan atau zat adiktif lainnya yang bila dimasukan ke dalam
tubuh manusia dapat mengubah pikiran, suasana hati, persaaan, perilaku
seseorang, bahkan menghilangkan rasa nyeri. Jenis-jenis narkotika antara lain :
kokain, morphin, hashis, ganja, eksatasy dan shabu. Tanda-tanda fisik orang
yang tercandu narkoba adalah berat badan turun darstis, muka pucat dan bibir
kehitaman, buang besar dan kecil tidak lancer, sakit perut tanpa alasan yang
jelas, tangan berbintik merah dan terdapat perubahan warna kulit ditempat bekas
suntikan. Tanda-tanda emosinya adalah sangat sensitif dan cepat bosan,
menunjukan perlawanan ketika ditegur dan emosinya tidak stabil. Pencandu narkoba
akan berperilaku malas, tidak peduli, sering menyendiri, mafsu makan tidak
menentu, takut air, sering menguap, bersikap manipulaitif, abarang dirumah akan
sering hilang, suka ingkar janji dan sering bertemu dengan orang yang tidak
dikenal.
Sulit bagi pecandu narkoba untuk pulih,
ia bahkan meningkat menjadi pecandu dan akan berkembang menjadi pengedar. Penyalagunaan
narkoba sangatlah berbaya karena dapat merusak sistem tubuh dan juga
organ-organ tubuh manusia, sehingga mengakibatkan gangguan antara lain, pada
otak, penglihatan, pencemaran, jantung, kena HIV/AIDS, bahkan sering
menjadi penyebab kematian. Selian itu dampak lainnya adalah hubungan dalam
keluarga semakin rusak, keluarga menaggung malu, putus sekolah dan kehancuran
masa depan genarasi penerus bangsa.
Sebagai
salah satu universitas yang dekat dengan keramain kota dan sebagian besar
penghuninya adalah oaring-orang yang tingkat penghasilannya tinggi, UPH
memandang narkoba sebagai salah satu bahaya yang
harus dicegah dan diberantas agar tidak merusak kehidupan seluruh penghuni
kampus, lebih khusus para mahasiswa UPH karena anak muda biasanya masih labil
di dalam meresponi masalah-masalah yang terjadi dalam hidupnya sehingga dapat
menjadikan narkoba sebagai pelarian terakhirnya.
Oleh
karena perhatian UPH yang tinggi terhadap pencegahan dan pemberantasan
penyalagunakan narkoba, maka pada tanggal 10-12 November 2015 , UPH mengadakan
kegiatan anti narkoba, sex dan alkohol yang diberi nama STAY AWAY, NO S.A.D AND
BE SMART. UPH menyelengarakan kampanye besar-besaran yang dipimpin langsung
oleh para petinggi UPH dan menyediakan pos-pos yang dapat langsung memberikan informasi
tentang narkoba melalui brosur-brosur yang disediakan. Di pos-pos ini
pengunjung dapat melihat langsung contoh-contoh
narkoba yang dipajang dan pengunjung dapat langsung bertanya kepada para
penjaga pos-pos tersebut tentang narkoba.
Selain pos narkoba, ada juga pos HIV/AIDS.
Petinggi UPH dan finalist Ambassadors of UPH |
Grand Launching Program Kampanye |
Pada
puncak kegiatan ini UPH menyelenggarakan seminar tentang narkoba yang langsung
dibawakan oleh Badan Narkotikan Nasional
(BNN).
Pembicara dari seminar ini adalah Bpk. Victor Pudjiadi, selaku Direktur
Advokasi BNN. Seminar ini sangat menarik karena menggunakan metode demonstrasi disertai
dengan aktraksi sulap yang membuat penonton sangat antusias dan tetap
berkonsentasi.
Bpk. Victor Pudjiadi |
Dalam
seminar ini dijelaskan bahwa bahaya penyalagunaan narkoba setara dengan bahaya
yang dihadapi seoarang rider moto GP
ketika mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Pembicara sempat
membandingakan antara kisah hidup orang yang menyalagunakan narkoba dan yang
tidak menyalagunakan narkoba. Orang yang tidak mengkonsumsi
narkoba
dapat menggapai masa depannya yang indah dan sesuai yang diharapakan (dapat
menyeselesaikan sekolahnya dan membanggakan keluarganya), sedangkan orang yang
menyalagunakan narkoba memiliki masa depan yang suram bahkan harus sekarat
dirumah sakit dan kemudian meninggal dengan kondisi yang tragis. Menurut
pembicara kepanjangan dari narkoba adalah Negara
Akan Runtuh Jika Oaring Buta Agama. jadi jika ingin terhindar dari bahaya
narkoba maka hanya ada satu kunci yaitu berjalan sesuai dengan apa yang Tuhan
kehendaki. menurut beliau hanya ada satu kata untuk narkoba yaitu lari. Jika
kita mau memberikan diri untuk dibelenggu oleh hal-hal yang memberikan kenikmatan
sesaat seperti narkoba, hidup kita akan selamanya menderita dan menjadi budak
narkoba.
Dalam
seminar yang langsung dibawakan oleh BNN ini, dijelaskan bahwa merokok
merupakan awal mula seseorang mencandu narkoba. Oleh sebab itu sebenarnya UPH
telah mengambil langkah awal yang baik dengan menetapkan UPH sebagai kampus
tanpa asap rokok. Ini seharusnya menjadi contoh yang baik untuk semua kampus di
Indonesia. Seharusnya kampus sebagai lembaga pendidikan yang dihuni orang-orang
yang memiliki intelektual yang tinggi dan tempat dimana generasi penerus bangsa
Indonesia dibentuk, menciptakan suatu lingkungan yang dapat menjamin semua
generasi penerus Indonesia menemukan contoh yang dapat dijadikan panutan. Kalau
mahasisiswa saja sudah tidak dibiasakan untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang
memberi pengaruh bururk bagi masa depannya, bagaiaman generasi penerus yang
akan datang dapat membawa transformasi
bagi indonesia.
Memberantas
narkoba tidaklah semudah membalik telapak tangan, namun perlu dukungan dan
kerja sama dari semua pihak yang berkepentingan seperti keluarga,
sekolah,lembaga keagamaan dan juga pemerinatah untuk menanganinya. Jika
pihak-pihak ini dapat menajalakan tugasnya sesuai dengan yang diharapakan,
penyebaran penyalagunaan narkoba di indonesia dapat dicegah.
disusun oleh : Elysa || Fedro || Tami || Hayu
disusun oleh : Elysa || Fedro || Tami || Hayu